Halaman

Minggu, 02 Desember 2012

MENGENAL BAPAK KLASIFIKASI PERPUSTAKAAN

      Menjadi suatu yang terasa salah jika sebagai mahasiswa bidang ilmu perpustakaan atau pustakawan jika tidak mengenal sosok satu orang ini. Jasanya bagi pengembangan ilmu perpustakaan tidak mungkin terlupakan terutama dalam hal pengolahan koleksi perpustakaan. Mungkin tanpa kepandaiannya dan sumbangan pikirannya ini pengolahan koleksi perpustakaan tidak akan semudah yang dialamai saat ini. Dia adalah Melvil Dewey, yang lebih di kenal dengan Bapak Klasifikasi. Untuk lebih mengenal sosok pribadinya, berikut ini ada sedikit uraian yang bisa menggambarkan siapa sebenarnya Melvil Dewey. Tulisan ini hanya sedikit menyampaikan tentang kehidupan pribadinya mulai dari masa kecil hingga ia menyelesaikan studinya.


Kehidupan Pribadi Melvil Dewey

Melvil Dewey yang mempunyai nama lengkap Melvil Louis Kossuth Dewey dilahirkan di Adams Center, sebuah kota kecil dekat Watertown, New York pada tanggal 10 Desember 1851. Dewey merupakan anak kelima dan terakhir dari pasangan Joel dan Eliza Greene Dewey. Ayahnya adalah seorang pembuat sepatu dan pelayan toko, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa.
Dewey adalah seorang yang jenius, pembaharu dan dermawan yang sangat fanatik. Hal ini mengakibatkan sebuah kontroversi dalam hidupnya. Dia kuat, teorganisir, blak-blakan, tak dapat menahan diri dan terasa eksentrik. Setiap orang yang bertemu dengannya akan mencintai semangatnya yang luar biasa atau membenci visi miring yang dimilikinya. Bahkan karena hal itu dia di katakan  sebagai “pustakawan paling banyak akal di dunia” (New York Sun). Wayne A. Wiegand pernah menulis tentang biografi Melvil Dewey mengatakan  bahwa “ ada banyak orang yang menyukai dan mengagumi tentang Melvil Dewey, tetapi banyak juga orang (mungkin lebih) yang tidak menyukai karakternya.”[1] Dia mempunyai karakter yang keras karena dipengaruhi oleh lingkungannya yang memang pada waktu ia terlahir tahun 1851 adalah merupakan masa penemuan-penemuan ilmiah, peningkatan pendidikan, dan masa pendefinisian ulang agama. Bahkan, di kota New York sendiri dimana Dewey dilahirkan dikenal sebagaiDistrik yang Memanas” karena begitu banyak gerakan reformasi agama yang terjadi pada waktu itu. Di samping itu Dewey juga terbiasa dengan pola didik orang tuanya yang menekankan kerja keras, tanggung jawab sosial, dan pendidikan sebagai jalan untuk kehidupannya agar lebih bermakna.
Dewey adalah seorang yang mempunyai gairah belajar yang tinggi. Pada usia 13 tahun ia telah memiliki cukup uang untuk membeli apa yang dianggapnya sebagai “buku paling penting” yaitu sebuah kamus lengkap. Setiap perjalanan hidupnya selalu dia konsultasikan dengan kamus sehingga ia mendapatkan pengetahuan linguistic yang benar. Pada usia 15 tahun Dewey memutuskan untuk mulai bekerja. Dia bertekad untuk menjadi seorang Reformator. Akan tetapi pada waktu  itu dia belum memutuskan apa yang akan di reformasi. Ketika tengah berpikir mengenai ide yang akan ditempuh, Dewey mendapatkan satu kesempatan untuk mengajar di sekolah. Dia di bayar sebesar $ 1,50 untuk pekerjaannya itu dan ternyata murid-murid pada sekolah itu benar-benar menikmati ketika Dewey mengajar hingga mereka semua menagis ketika Dewey akan meninggalkan mereka. Keberhasilan ini menyebabkan Dewey bertekad bahwa reformasi pendidikan itu adalah suatu keharusan dalam hidupnya.[2]
Dengan tujuan kuat yang ada dalam pikirannya pada tahun 1870 ia diterima sebagai mahasiswa di Amherst College. Dia menyelesaikan pendidikan diplomanya di perguruan tinggi tersebut pada tanggal 9 Juli 1874 dan gelar masternya ia peroleh di tahun 1877. Ketika dia menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut, dia juga sempat bekerja sebagai asisten pustakawan sampai dengan tahun 1876.


[1] Sarah Prescott. “If you knew Dewey…” dalam School Library Journal No. 47 Agustus 2001 p. 50-53.
[2] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar