Halaman

Rabu, 26 Desember 2012

PUSTAKAWAN MERAMBAH JENEPONTO

Pagi itu, tepatnya hari Senin tanggal 17 Desember 2012 kami satu tim yang terdiri dari 4 orang (Astuti, Fatchul, Amri, dan saya sendiri) bersiap-siap untuk berangkat ke Sulawesi  Selatan untuk melaksanakan tugas ke sebuah perpustakaan sekolah di Kabupaten Jeneponto. Pesawat kami mendarat dengan mulus di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar pada pukul 09.00 waktu Makassar. Kami telah dijemput oleh dua orang dari MTs Arungkeke Jeneponto untuk menuju lokasi yang direncanakan. Perjalanan lumayan memakan waktu yang tidak sebentar, tetapi karena suasana alam dan kondisi yang baru dan menyenangkan dengan pemandangan alam berupa tambak garam dan pantai yang membentang menjadikan kami terhibur dan terkesima.

Minggu, 02 Desember 2012

IDEALKAH PERPUSTAKAAN KITA?

Perpustakaan masa depan mencerminkan kehidupan dalam kemajuan, yang paling mudah terlihat secara fisik atau gebyar tat lahir. Kondisi fisik tersebut sangat penting, karenaorang terutama akan melihat gambaran pertama tentang perpustakaan pada hal-hal tersebut daripada ciri-ciri dan bobot isinya (content). Ciri-ciri fisik tersebut diantarnya adalah:

MENGENAL BAPAK KLASIFIKASI PERPUSTAKAAN

      Menjadi suatu yang terasa salah jika sebagai mahasiswa bidang ilmu perpustakaan atau pustakawan jika tidak mengenal sosok satu orang ini. Jasanya bagi pengembangan ilmu perpustakaan tidak mungkin terlupakan terutama dalam hal pengolahan koleksi perpustakaan. Mungkin tanpa kepandaiannya dan sumbangan pikirannya ini pengolahan koleksi perpustakaan tidak akan semudah yang dialamai saat ini. Dia adalah Melvil Dewey, yang lebih di kenal dengan Bapak Klasifikasi. Untuk lebih mengenal sosok pribadinya, berikut ini ada sedikit uraian yang bisa menggambarkan siapa sebenarnya Melvil Dewey. Tulisan ini hanya sedikit menyampaikan tentang kehidupan pribadinya mulai dari masa kecil hingga ia menyelesaikan studinya.

Selasa, 27 November 2012

MENCIPTAKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT REKREASI

Tema dari tulisan ini saya ambil dari presentasi ketika mengikuti lomba pustakawan berprestasi beberapa waktu lalu. Saya pikir menarik juga tema ini dan sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini dimana setiap hari kita tidak bisa lepas dari yang namanya informasi. Dan yang diinginkan oleh setiap orang adalah bagaimana bisa enjoy dalam mengakses informasi tersebut. Inilah salah satu solusi yang tepat dan murah dalam mendapatkan informasi, yaitu dengan melakukan rekreasi di perpustakaan.

Perpustakaan Sebagai Tempat Rekreasi
Rekreasi adalah penyegaran kembali badan dan pikiran atau sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan. Seperti disebutkan di muka, salah satu fungsi perpustakaan adalah fungsi rekreasi yang tentu saja tidak lepas dari tujuan utama perpustakaan, yaitu melestarikan hasil budaya umat manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, perpustakaan bertindak selaku penyimpan khazanah hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak maupun noncetak ataupun dalam bentuk elektronik seperti disket. Hal ini sering diasosiasikan dengan kegiatan belajar. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar dapat dilakukan di dalam lingkungan formal (bangku sekolah) dan informal (diluar bangku sekolah). Perpustakaan dalam hal ini bertindak sebagai sarana belajar informal bagi seluruh masyarakat tanpa memandang usia, jenis pekerjaan, status sosial, maupun tingkat ekonomi.

DIMANA RUMAH SAKIT PUSTAKAWAN ?

Adakah rumah sakit bagi pustakawan yang "sakit"? Sakit apa dulu.... Kalo seorang pustakawan sakitnya sakit fisik tentu bisa ke rumah sakit umum, tetapi bagaimana jika ada pustakawan yang sakit mentalnya [bukan gila lho!]? Sakit mental disini adalah penyakit yang berkaitan dengan profesinya sebagai pustakawan. Jadi bukan badannya yang sakit melainkan pribadinya yang perlu untuk "diobati" biar kembali berfungsi dan berperan dengan baik sebagaimana profesinya itu.